Diskoria resmi merilis album debut bertajuk ‘INTONESIA’ pada 11 April 2025. Album ini menjadi penanda 10 tahun perjalanan mereka, penuh kolaborasi tak terduga seperti Chelsea Islan dan Najwa Shihab
Otakotormedia – Setelah satu dekade mewarnai kancah musik Indonesia, akhirnya Diskoria merilis album debut yang sudah lama dinanti-nanti: “INTONESIA”. Album ini resmi dirilis pada 11 April 2025 dan langsung mencuri perhatian pecinta musik disko Tanah Air.
Sejak kemunculannya pada 2015, Diskoria dikenal sebagai duo DJ yang konsisten menghidupkan kembali semangat musik disko era 70-90an dalam balutan aransemen modern.
Album “INTONESIA” menjadi titik balik dari seluruh perjalanan tersebut, menandai tonggak penting dalam karier mereka dengan 11 lagu yang kaya warna, menggambarkan akar budaya Indonesia dalam semangat yang gemerlap.
Kolaborasi Epik Lintas Dunia Seni
Satu hal yang selalu jadi ciri khas Diskoria adalah semangat kolaboratif mereka dan di album ini, mereka naik level. Beberapa sosok ternama dari berbagai bidang ikut ambil bagian dalam proyek ini, menambah lapisan musikalitas yang segar dan tak terduga.
Ayu Gani
Dimulai dari Ayu Gani, model sekaligus fashion icon yang sebelumnya telah muncul dalam lagu “Hasrat dan Jiwaku”.
Chelsea Islan
Lalu ada kejutan menarik: Chelsea Islan, aktris papan atas, turun gunung sebagai vokalis utama dalam lagu “Prahara Api Asmara”. Suara Chelsea yang lembut dan ekspresif memberikan warna baru yang belum pernah terdengar sebelumnya dari Diskoria.
Najwa Shihab
Namun kejutan terbesar datang dari nomor pembuka: “Tanah Airku”. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi antara Najwa Shihab jurnalis dan tokoh publik yang tampil sebagai narator dalam lagu tersebut, bersama Alvin Witarsa yang menggarap orkestrasinya, dan Eva Celia yang menafsir ulang lagu legendaris ini dengan nuansa baru.
Lagu ini bukan hanya menyentuh, tapi juga menjadi pernyataan: Diskoria ingin membawa musik disko masuk ke ranah yang lebih luas dan berlapis makna.
Kolaborasi ini menunjukkan bahwa bagi Diskoria, disko bukan hanya soal musik dansa, tapi juga ruang ekspresi lintas disiplin, lintas generasi, dan lintas emosi.

Dari Frankfurt ke Nusantara: Filosofi Album “INTONESIA”
Nama “INTONESIA” bukan sembarang nama. Kata ini pertama kali mereka temukan dalam sebuah acara kebudayaan di Frankfurt, Jerman pada 2023, di mana Diskoria diundang sebagai penampil.
“Intonesia” merupakan gabungan dari frasa Into Indonesia, yang berarti “Menjadi Indonesia”.
Menurut Merdi Simanjuntak, “Kami merasa kata itu sangat mewakili misi kami di album ini. Kami ingin membawa pendengar lebih dalam ke nuansa dan identitas Indonesia lewat musik disko. Bukan sekadar nostalgia, tapi juga refleksi.”
“Perjalanan sepuluh tahun ini penuh dengan pengalaman berharga, dan akhirnya kami bisa mempersembahkan album ini sebagai bentuk apresiasi untuk para pendengar setia kami. Kami berharap seperti judulnya, album ini bisa menjadi pintu bagi banyak orang untuk mendengar musik pop khas Indonesia, yang digabung dengan ciri khas musik disko yang selalu membawa keceriaan.”

Perubahan Formasi: Fadli Aat Pamit, Formasi Baru Resmi Aktif
Tak hanya album baru, “INTONESIA” juga menandai perpisahan dengan salah satu pendiri Diskoria, Fadli Aat. Setelah 10 tahun, Aat memutuskan untuk mundur dari grup demi mengejar proyek pribadi.
Namun semangat Diskoria tak berhenti. Dua nama yang sudah lama berada di lingkaran live band mereka Rayi Raditia dan Pandji Dharma resmi bergabung. Transisi ini cukup mulus, karena Rayi dan Pandji memang telah terlibat aktif dalam penampilan live Diskoria.
Kini, bersama Merdi dan Daiva Prayudi (konseptor dan co-producer Diskoria), mereka membentuk formasi baru yang tetap menjaga esensi Diskoria, tapi dengan energi yang lebih segar dan bervariasi.