Otakotormedia – Grup musik Rangkai baru saja merilis album terbarunya yang bertajuk ‘Pekik Hening di Lantang Angan’ pada 28 Februari 2025. Album ini menjadi momen penting bagi perjalanan karier mereka, dengan sentuhan produksi yang dipimpin oleh mendiang Ade Firza Paloh / Ade Paloh.
Album ini bisa didengarkan di berbagai platform musik digital, menjadikannya lebih mudah diakses oleh para pendengar setia Rangkai.
Album ‘Pekik Hening di Lantang Angan’ hadir setelah tiga single yang telah dirilis pada 2023, yaitu “Seperti Rindu,” “Mesra Tanpa Kata,” dan “Puan, Kau Beri Nyawa.”
Baca Juga: Video Klip Lagu “Sambutlah” dari The Jeblogs, Membuka Ruang Bersama dalam Merespon Karya Visual
Kehadiran album ini di bulan Februari, menjelang Ramadan, memberikan nuansa kontemplatif yang sejalan dengan semangat introspeksi dan pengendalian diri yang identik dengan bulan suci tersebut.
Tema album ini mencerminkan proses pencarian makna hidup dan kedamaian dalam diri, yang telah menjadi perenungan bagi personel Rangkai, yang terdiri dari Bimo (vokal, gender/gamelan Jawa), Mirza Elba Febrian (gitar klasik), dan Rai (kontrabas).

Menurut Bimo, proses pembuatan album ini tidak mudah, namun sangat berarti bagi mereka secara pribadi.
“Proses produksi yang ternyata menguras banyak hal, dari tenaga sampai waktu tidur. Tapi dari proses yang lumayan panjang ini meyakinkan gue bahwa rezeki itu bisa datang dari mana aja dan gak harus berupa duit,” ujarnya.
Album ini, yang ditangani oleh Setengah Lima Records, dihadirkan sebagai bentuk kelanjutan proyek yang sudah dimulai sejak Agustus 2022.
Salah satu lagu unggulan yang diluncurkan dalam album ini adalah “Selam Hati Sulam Diri,” yang merupakan hasil kolaborasi dengan Endah Widiastuti, vokalis dari Endah N Rhesa.
Endah sendiri sangat antusias dengan proyek ini, mengungkapkan, “Ketika Rangkai mengajak saya untuk mengisi vokal untuk lagu ‘Selam Hati Sulam Diri,’ tentu saja saya langsung menyanggupi karena sudah mendengar materi albumnya yang konseptual. Proses rekamannya juga menyenangkan karena saya diberi kebebasan untuk improvisasi mencari nada dalam merespon melodi vokal Bimo.”
Album ini tidak hanya sekadar karya musik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual dan konseptual.
Setiap nomor dalam album ini disusun berdasarkan enam masa penciptaan alam menurut Al-Quran, dengan tema-tema seperti ledakan pertama dan munculnya cahaya, jagad yang mengembang, hingga alam regenerasi.
Beberapa lagu di album ini, seperti “Api,” “Kejora Cinta,” “Ruang,” dan “Seberang Fana,” menyajikan metafora yang mendalam tentang perjalanan alam semesta dan kehidupan manusia.
Album ‘Pekik Hening di Lantang Angan’ juga diwarnai dengan kerja keras tim produksi yang melibatkan banyak pihak.

Termasuk Khalid Albakaziy sebagai desainer artwork, serta Ruang Waktu Music, Lokale Satin Studio, dan Earspace Studio yang bertanggung jawab dalam proses mixing dan mastering.
Album ini tidak hanya menjadi karya musik yang layak didengarkan, tetapi juga sebuah refleksi dari perjalanan batin yang bisa mengajak pendengarnya untuk lebih merenung dan menerima hidup apa adanya.
Kehadiran album ini di bulan Ramadan diharapkan bisa memberikan ketenangan dan kedamaian, sekaligus menjadi teman yang sempurna untuk momen-momen introspeksi.
Baca Juga: Helloween Siap Mengguncang Jogjarockarta 2025 dengan ’40 Years Anniversary Tour’
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mendengarkan ‘Pekik Hening di Lantang Angan’ di semua platform musik digital mulai 28 Februari 2025.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Rangkai dan album ini, kamu bisa mengikuti mereka di media sosial:
Setengan Lima Records
Instagram: @setengahlimarecords
Abdullah Yusro – 0811 1571 777
Rangkai
Instagram : @rangkaimusik
Twitter : @rangkaituit
TikTok : @rangkaimusique
Bimo – 0812 8763 947
rangkaimusic@gmail.com