Otakotormedia – Majelis Lidah Berduri akhirnya sampai di titik ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah menemani perjalanan panjang mereka. Selama dua tahun terakhir, perjalanan musik mereka memang penuh tantangan.
Ketika album Hujan Orang Mati diumumkan pada Agustus 2022, judul tersebut masih berupa konsep awal dengan beberapa sketsa musik yang belum jelas, dan sebuah alasan yang belum terungkap sepenuhnya.
Sejak saat itu, Majelis Lidah Berduri menghabiskan waktu berulang kali memasuki studio, menjalani proses kreatif yang penuh lika-liku.
Kadang dipenuhi semangat, namun tak jarang juga diwarnai frustrasi dan keraguan, baik terhadap satu sama lain maupun diri sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, alasan di balik album ini berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar daripada sekadar sketsa awal.
Album ini disusun dari fragmen-fragmen diri mereka setelah kehilangan orang-orang yang sangat berarti. Berawal dari penelusuran tentang kematian yang bersifat pribadi, akhirnya tema tersebut meluas dan hadir dalam berbagai ruang bersama. Kematian sebagai penanda kebersamaan pun menjadi tema utama dalam album ini.
Beberapa kali album ini dibagikan dalam bentuk pertunjukan lepas dan sesi dengar, baik dalam momen khusus Hujan Orang Mati maupun di panggung-panggung lain. Reaksi dari para pendengar membuat mereka semakin yakin bahwa perjalanan lokal mereka perlu terus dilanjutkan dan diperluas.
Baca Juga: Ministry Of Rilis Single Terakhir ‘Ceiling’ Sebelum Album ‘Reverie’ di 2025
Kini, Hujan Orang Mati telah resmi dirilis. Bagi Majelis Lidah Berduri, ini bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Mereka berharap dengan perilisan album ini, percakapan dan keterhubungan dengan pendengar yang belum sempat mereka jangkau sebelumnya bisa semakin terbuka dan berkembang lebih luas.
Melepas album ini, Majelis Lidah Berduri berharap hutang-hutang percakapan mereka dengan seluruh kalian bisa pelan-pelan kami lunasi.
Sirkulasi album Hujan Orang Mati hanya tersedia secara eksklusif di kanal The Storefront dan Bandcamp. Sirkulasi di kanal-kanal lainnya baru menyusul di bulan Maret 2025.

Majelis Lidah Berduri – Hujan Orang Mati
Puisi “Nasib Sekumpulan Blandar”: Gunawan Maryanto
Puisi “Aku Berkisar antara Mereka”: Chairil Anwar
Lirik: Ugoran Prasad
Musik dan Aransemen: Majelis Lidah Berduri
Gitar: Yennu Ariendra dan Yossy Herman Susilo
Keyboard, Piano dan Aransemen Brass: Paulus Neo
Prasetyo
Bas: Richardus Ardita
Drum: Danis Wisnu Nugraha Widiasmara
Vokal: Ugoran Prasad
Vokal latar: Arsita Iswardhani, Ayu Saraswati, Asriuni Minarpradipta
Baca Juga: Apipulum Kenalkan Makna Kedalaman Cinta dalam Single ‘Sunflower’
Musisi rekanan:
Drum: Eunike Theresia Siahaan (Serampang)
Horn Perancis: Adi Kurniawan
Trompet: Hapsak Lewi Boanerges
Trombon: Hikam Bisalam
Vokal latar: Agusti Karel Jascha Benny, Felix Nugroho (Kabar dari Penyusup)
Silir Wangi, Bendol Rwonsix, Dimas Zaki Firdausi (komposisi Manifestasi)
Komposisi bunyi dan derau: Raja Kirik (Aku Berkisar antara Mereka)
Pengarah musik: Majelis Lidah Berduri
Penata suara dan master: Yossy Herman Susilo
Mastering khusus: Dimas Aditya Pradipta (Sum It! Studio) (Hujan Orang Mati 1: Asam Lambung)
Penata rekam dan penyunting: Bakhrudin Rosyd, Yabes Yuniawan S.
Teknisi studio: Bendol Rwonsix, Budiyanto
Foto sampul: “Ziarah Makam Terendam Banjir Rob” oleh Aji Styawan*
Desain sampul: Ipeh Nur dan Enka Komariah
Direkam di Studio Kua Etnika, Yogyakarta, Maret 2023 – Oktober 2024.
©TRAUMA IRAMA RECORD 2024
Baca Juga: Electric Bird, Unit Rock Asal Surabaya Perkenalkan Formasi dan Single Baru, ‘Sious’
*Foto diambil saat ziarah Nyadran di pemakaman Dusun Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tanggal 12 Mei 2021. Wilayah tersebut mengalami penurunan permukaan tanah karena berbagai faktor: reklamasi di Semarang di awal 1990an, ekstraksi air tanah, hingga naiknya permukaan laut karena krisis iklim dunia.