Rutherford – Take Me Back: Tentang Masa Lalu yang Selalu Mengganggu

Rutherford - Take Me Back Tentang Masa Lalu yang Selalu Mengganggu

Otakotormedia – 24 Oktober 2025, Rutherford merilis single Take Me Back sebagai tanda untuk menancapkan bendera di kancah musik Indonesia. Band Pop Punk asal Yogyakarta ini butuh waktu dua tahun melepas single pertamanya.

Sejak terbentuk pada 20 Oktober 2023, Harif Indra (gitar & vokal), Tryso Robbiniawan (vokal latar & gitar), Doan Astrian (bass), dan Adjie Kombre (drum) sudah menggodok delapan materi lagu. Disinyalir lagu lainnya akan dirilis secara berkala, mari kita tunggu saja.

Take Me Back menjadi single pembuka yang cukup energik dari Rutherford. Dari awal lagu ini sudah mengajak kita untuk kembali membuka memori-memori akan musik pop punk era 2000an. 

Lagu yang dibuat oleh Harif Indra ini menggambarkan perang batin seseorang yang terjebak di antara mimpi dan kenyataan. Ia berusaha berdamai dengan masa lalu yang terus menghantui.

Secara lirik, lagu ini menggambarkan perjalanan emosional di setiap bagiannya. Dari baris pembuka “party was over but I’m not sober” hingga penutup “now I’m standing here, with nothing to say” menjadi refleksi perasaan kehilangan, penyesalan, dan kerinduan di masa lalu. Walau, pada akhirnya semua itu hanya menjadi mimpi buruk.

Lirik Lagu Rutherford – Take Me Back

Cover Rutherford - Take Me Back

Party was over but I’m not sober

Rest of last night yes I’m still hangover

Lost in the war on the bed like a stranger

Sometimes I can’t get enough for what I’ve done

You came again and bring me to horizon

Flying higher and higher, higher and higher

Felt like I was standing on deja vu

Is that you?

In my dreams, you’re calling my name

Whispering promise, fanning the flame

Take me back to where we used to be

But it’s a nightmare, but it’s a nightmare

Sometimes i don’t understand

How to deal with this it can be bittersweet

No way out, I’m stuck

Carried away by dreams that make me so bad

Wondering if it’s real or just another deal

Drowning in the bloom that I can’t escape

Searching for a way, but it’s too late

Felt like I was standing on deja vu

Is that you?

In my dreams, you’re calling my name

Whispering promise, fanning the flame

Take me back to where we used to be

But it’s a nightmare

I’m falling deeper, can’t find the way

The memories fade but still they stay

Take me back to where we used to be

But it’s a nightmare, but it’s a nightmare

Say four letter word, and then you disappear

Left me with memories I can’t clear

I reach for the past, but it slips away

Now I’m standing here, with nothing to say

Masa Lalu yang Selalu Mengganggu

Masa lalu selalu menjadi bagian dari diri. Ia tidak dapat terlepas begitu saja Karena apa yang sudah kita lewat tentu tentang apa yang kita jalani saat ini. 

Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda, ada yang tidak bisa lepas darinya dan ada yang tidak mau lagi mengingatnya. Kejayaan masa lalu seringkali membuat orang punya keterikatan yang sulit dilepaskan. Post power syndrome menjadi hal yang sering kita jumpai.

Sedangan masa lalu yang buruk, seringkali yang membuat banyak orang tidak ingin kembali. Lalu, bagaimana seharusnya kita memperlakukannya di masa sekarang?

Rutherford lewat single pertamanya, Take Me Back, menggambarkan bagaimana menghadapi masa lalu bisa manis dan pahit. Semakin mencoba meraih masa lalu, semakin ia meluncur pergi. 

Saat sudah berada di masa sekarang, sepertinya tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain melepaskan keterikatan dengan masa lalu. Sebagai indivdu, keterkaitan akan masa yang sudah lampau sebaiknya hanya sebatas kenangan dan gurawan yang dapat dibagikan saat berkumpul dengan kawan-kawan.

Peran Di Balik Rilisnya Take Me Back

Take Me Back yang sudah dapat didengarkan di berbagai Digital Streaming Platform (DSP) tak lepas dari berbagai peran orang-orang dibaliknya. Lagu ini dikerjakan secara di 350 Studio milik Tryso Robbiniawan. Proses mixing dan mastering dikerjakan langung oleh Tryso.

Untuk artwork lagu, Rutherford berkolaborasi dengan Rimba Ranu Wiwaha. Goresan tangannya juga sudah menjajaki artwork band-band luar negeri, seperti Patroness, Pure Pilot, dan Death Pesos. Pemilihan Rimba sebagai artworker tidak terlepas dari karakter artwork yang dirasa sangat cocok untuk lagu Take Me Back

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *