Otakotormedia – Majelis Lidah Berduri, sebuah proyek musik yang kerap menghadirkan karya-karya yang memadukan berbagai unsur musik dan visual yang mendalam, kini kembali dengan single kedua dari album terbarunya yang berjudul Hujan Orang Mati.
Setelah merilis single pertama, “Serampang,” setahun lalu, kini band ini kembali dengan karya terbaru yang diberi judul “Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara)”. Lagu ini bukan hanya menjadi lanjutan dari perjalanan musikal mereka, tetapi juga membawa nuansa yang lebih dalam dan kompleks, menciptakan rasa penasaran bagi para pendengarnya.
Sebuah Proses Kreatif yang Tak Terduga
Lagu ini muncul dari proses penciptaan yang penuh ketidakpastian. Dalam pengakuan mereka, lagu “Kabar dari Penyusup” awalnya hampir tidak ada, bahkan sempat dibuang saat mereka berada di Surabaya.
Namun, perjalanan berlanjut, dan saat mereka tiba di Bandung, lagu ini mulai mendapatkan bentuk dan arti yang lebih jelas. Band ini menyebutkan bahwa dasar dari lagu ini sudah “bandel” dan terus mengejar mereka, meski awalnya tidak jelas mengapa lagu ini harus ada.
Dalam sebuah pernyataan yang jujur, Majelis Lidah Berduri menggambarkan bahwa lagu ini mengusung konsep waktu yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.
“Lagu ini tentang sekarang, suatu konsep waktu yang paling bengis, licin, sulit,” ungkap mereka. Mereka menambahkan bahwa konsep waktu di dalam lagu ini lebih bengis daripada masa lalu yang penuh dengki dan cemburu, serta lebih keras dibandingkan masa depan yang serba tidak terjamah.
Lagu ini menyentuh tema-tema tentang kondisi sekarang, serta bagaimana perasaan kita terhadap “sekarang” tersebut. Para personel band mempertanyakan bagaimana bentuk “sekarang” bagi masing-masing individu dan apakah keadaan tersebut dapat diterima atau terus bertahan.
Lebih dalam lagi, mereka menanyakan bagaimana dengan mereka yang terusir atau terpinggirkan dari “sekarang”, dan apakah mungkin ada konsep “sekarang” yang bisa menjadi milik bersama.

Pertanyaan dan Visualisasi yang Menghantui
Namun, lagu ini tidak hanya hadir dalam format audio semata. Majelis Lidah Berduri juga menambahkan elemen visual yang memukau dan penuh makna. Single ini hanya dapat dinikmati dalam bentuk video yang dapat ditemukan di YouTube untuk sekitar seminggu pertama.
Keputusan ini diambil karena mereka ingin memperkenalkan ide visual yang mengiringi lagu ini, yang dipersembahkan oleh aktor sekaligus kreator, Ari Dwianto, bersama dengan Studio Raga di Garasi Performance Institute.
Ari memainkan peran kunci dalam video ini, berkolaborasi dengan seekor kuda betina bernama Diana, yang berusia tiga tahun dan bisa ditemukan di sekitar kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Baca Juga: BAP. Hadirkan “M. Album Tiga” dalam Showcase Eksklusif, Sebuah Perjalanan Musik yang Menggugah Emosi
Majelis Lidah Berduri mengakui bahwa Diana mungkin tidak sepenuhnya memahami situasi di mana dirinya berada, namun kehadiran kuda tersebut menambah dimensi unik dalam karya mereka.
“Kami tak pernah bisa sepenuhnya tahu apakah ia setuju ada di sana,” tulis mereka. Namun, mereka berharap bahwa karya ini, serta kasih sayang yang ditujukan kepada Diana dan yang hadir menyaksikan, dapat sampai pada kuda tersebut, memberikan makna lebih dari sekadar sebuah video musik.
Kerjasama antara Ari Dwianto, Diana, serta tim produksi video yang terdiri dari Swandi Ranadila dan Aditya Kresna ini berhasil menghasilkan sebuah karya visual yang lebih dari sekadar ilustrasi lagu.
“Pertemuan antara Ari dan Diana yang agung, ditangkap mata kamera dengan hati-hati, lalu ditata Krisna E. Putranto,” ujar mereka. Video ini melampaui ekspektasi awal band dan menjadi kemenangan kecil yang ingin mereka bagikan kepada penggemarnya. Mereka berharap para penggemar dapat memberikan perhatian khusus pada video ini selama seminggu pertama.
Setelah seminggu, versi audio dari “Kabar dari Penyusup” akan tersedia di kanal lain yang akan diumumkan lebih lanjut oleh Majelis Lidah Berduri. Keputusan ini memungkinkan para penggemar menikmati karya tersebut dalam format audio, tetapi mereka menekankan pentingnya pengalaman pertama mendengarkan lagu ini dalam bentuk visual yang telah mereka ciptakan.
Majelis Lidah Berduri terus mengukir perjalanan mereka dengan berbagai eksperimen musikal dan visual, dan “Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara)” adalah bukti dari komitmen mereka untuk terus mengeksplorasi konsep-konsep baru dalam karya seni. Kini, kita tinggal menunggu bagaimana album penuh Hujan Orang Mati akan membawa warna baru dalam dunia musik Indonesia.
Dengan karya yang penuh makna dan pembaruan visual yang menarik, Majelis Lidah Berduri menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu band yang patut diperhitungkan di industri musik Indonesia saat ini.

Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara)
Lirik : Ugoran Prasad
Musik dan Aransemen : Majelis Lidah Berduri
Gitar : Yennu Ariendra dan Yossy Herman Susilo
Keyboard : Paulus Neo Prasetyo
Bas : Richardus Ardita
Drum : Danis Wisnu Nugraha Widiasmara
Vokal : Ugoran Prasad
Vokal latar : Arsita Iwardhani, Ayu Saraswati, Asriuni Minarpradipta, Agusti Karel Jascha Benny,
dan Felix Nugroho
Pengarah musik : Majelis Lidah Berduri
Penata suara dan master : Yossy Herman Susilo
Penata rekam : R. Bakhrudin Rosyd dan Yabes Yuniawan S.
Teknisi studio : Bendol Rwonsix dan Budiyanto
Direkam di Studio Kua Etnika, Yogyakarta, September 2024.
©TRAUMA IRAMA RECORD 2024
Video musik :
Konsep : ME.L.BI, Krisna E. Putranto, dan Swandi Ranadila
Penampil : Ari “Inyong” Dwianto, Diana (kuda), Praba Aji Pratama
Tim Produksi : YN Production, Krisna E. Putranto, Swandi Ranadila, Aditya Kresna, Haryono,
dan Dimas Zaki Firdausi
Desain cover : Dimas Zaki Firdausi
Foto : Swandi Ranadila
Tautan Single Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara) :
Youtube Music Video : https://youtu.be/64ds_XCzg5w
Info lebih lanjut : https://linktr.ee/simelbi
Lirik Lagu Majelis Lidah Berduri – “Kabar dari Penyusup (Negara dalam Keadaan Kuncitara)”
Usia tak kunjung
mengajarkan ini semua
bisa wajar masuk akal
ini semua
mengantarkan kita sampai
di tujuan semula
Sekarang terus mencerca
terus saja mencerca
jauh panggang dari
mimpi mimpi masa muda
Dunia dipaksa
menuntaskan ini semua
agar wajar masuk akal
ini semua
dikembalikan paksa ke
keadaan semula
Sekarang terus mencerca
terus saja mencerca
Jauh panggang dari
mimpi mimpi masa muda
Dan yang bersejingkat bergerak memerangkap
bukan tak sempat menebak arah jatuh kita
bangkai, kita bangkai yang tersengal dimatanya
Satu dua napas kita didengarnya sejak lama
ia pasang perangkap
ia pasang perangkap
Pada sekarang, masihkah bisa
kau percaya, kau bertahan
Pada sekarang, masihkah bisa
kau percaya, kau setia
Meski jangan usai kau kirimkan pesan
ke udara harapan berdiam