Wawancara Eksklusif, Gilang Fresandy: Si Tukang Aduk Musik Album “Thunder Boarding Schooll – Teenage Death Star”, yang Kerja Dengan Motto, ‘In A Punk Way!’

Wawancara Ekslusif, Gilang Fresandy: Si Tukang Aduk Musik Album "Thunder Boarding Schooll - Teenage Death Star", yang Kerja Dengan Motto, 'In A Punk Way!'

Otakotormedia – Kali ini kami berkesempatan berkesempatan untuk berbincang dengan Gilang Fresandy, bassist dari Dirty Ass, band asal Tangerang yang dikenal dengan gaya musik garage rock, punk, dan rock n roll yang penuh energi.

Selain aktif di Dirty Ass, Gilang juga terlibat dalam proyek musik lain seperti Protense, dan The Regards, band yang memainkan genre rocksteady dan ska.

Beberapa waktu lalu, ia dipercaya sebagai mixing engineer untuk album “Thunder Boarding School” dari Teenage Death Star (TDS), sebuah proyek yang cukup menarik perhatian para penggemar musik rock Indonesia.

Di sela acara perayaan 25th Demajors, Gilang menceritakan bagaimana ia terlibat dalam proyek besar ini, yang berawal dari pertemuannya dengan Dennis Ferdinand, A&R Lead dari Sun Eater, hingga akhirnya ditawari untuk mengerjakan mixing album TDS.

Baca Juga: Rayakan 25 Tahun Eksistensinya, demajors Rilis Album Kompilasi dan Vinyl Reissue & Repressing dari Album Ikonik

Sebelumnya, Gilang sudah pernah bekerja sama dengan Denis di album “Tabraklari”. Hubungan profesional inilah yang kemudian membuka jalan baginya untuk terlibat dalam proyek album Thunder Boarding School. Lebih lanjut, ia membahas proses kreatif di balik album tersebut, meskipun tidak terlibat langsung dalam rekaman.

Sebagai seseorang yang berakar kuat di dunia musik underground, Gilang mengaku bahwa proyek seperti “Thunder Boarding School” memberikan kesan tersendiri baginya, meski ia tidak mengejar ketenaran.

Gilang juga menambahkan bahwa sejauh ini dirinya tidak terlalu “go public” untuk pekerjaannya sebagai audio engineer. Kendati demikian, proyek ini memberikan pengalaman yang berharga, dan terus membuka peluang baru di dunia musik yang lebih luas.

Wawancara Ekslusif, Gilang Fresandy: Si Tukang Aduk Musik Album "Thunder Boarding Schooll - Teenage Death Star", yang Kerja Dengan Motto, 'In A Punk Way!'
Wawancara Ekslusif, Gilang Fresandy: Si Tukang Aduk Musik Album “Thunder Boarding Schooll – Teenage Death Star”, yang Kerja Dengan Motto, ‘In A Punk Way!’

Baca Juga: Wawancara Eksklusif, Angga Badilz: HMGNC dan Perjalanan 23 Tahun dalam Industri Musik Elektronik Indonesia

Berikut wawancara dengan Gilang Fresandy yang mengaku selalu menggarap project-project musik dengan jalan ninja, “In A Punk Way”.

A: Kenapa lu bisa tiba-tiba terlibat di project itu (Album Thunder Boarding School)?

Gilang: Gua juga bingung ya, soalnya bener-bener kayak “Thunder” aja gitu. Jegerrr! Hehe.
Sebelumnya emang udah kenal sama Dennis dari Sun Eater, Dennis Ferdinand. Terus ngobrol-ngobrol sama dia. Dan gua udah sempet kerjasama juga sama dia di album “Tabraklari – Keluar Tumbuh Liar”, karena Dennis yang berperan sebagai produser. Akhirnya yaudah ngobrol-ngobrol, eh ditawarin, “Lu mau nggak mixing album barunya Teenage Death Star?” Dia bilang gitu. Yaudah pokoknya dari situ, dan gua langsung bergumam “Ah serius?”.

A: Tawaran itu jauh sebelum album ini diproyeksikan?

Gilang: iya jauh. Pokoknya, gap-nya agak lama beberapa bulan. Ya pokoknya itu bener-bener kayak ‘Thunder’ aja gitu. Jegerrrr!!. Dan ada dua pertanyaan besar yang timbul dari gue “Serius Teenage Death Star, yang udah lama nggak rilis album itu? Terus kenapa mixing-nya sama gua?” Terus gua agak ragu-ragu juga sama kemampuan gua. Tapi dipikir-pikir oke juga nih buat portofolio dan pengalaman. Jadi yaudah gua sikat aja deh!

A: Tapi lu tahu kenapa pilihan itu jatuh sama lu?

Gilang: Nggak tahu. Kayaknya emang sengaja nyari opsi yang punk-punkan aja ya. Hehehe.

Teenage Death Star - Teenage Boarding School, Cover Album
Teenage Death Star – Teenage Boarding School, Cover Album

A: Menurut lu itu relate nggak sama apa yang lu udah lakuin di Dirty Ass atau band lain, secara lu tukang aduk musik juga kan? Apakah dari situ, teman-teman musisi lain lihat kalau hasil karya lu oke juga, dan itu yang buat lu masuk radar untuk album TDS?

Gilang: Kayaknya kalau oke apa nggak itu relatif ya. Tapi kalau gua rasain ada kesamaan benang merah aja dari Teenage Death Star sama apa yang gua kerjain di Dirty Ass. Kita sama-sama musik rock, dan mainnya kotor. File audio itu sebenernya udah beberapa kali revisi. Sebelumnya gua bikin yang agak ‘clean’. Terus dari tim mereka kayak “Bisa nggak kayak agak dikotorin lagi soundnya?”

A: Untuk proses kreatifnya sendiri berapa lama, mengingat di album itu ada 12 kolaborator?

Gilang: Gua agak lupa sih untuk timespan-nya berapa lama. Cuman emang prosesnya kayak back and forth gitu. Karena, pertama itu file musiknya kan cuma satu, dan kolaborator vokalnya banyak kan. Gua kayak “Oke, berarti gua kayak butuh mixing satu nih untuk musiknya”. Mungkin sebulanan, karena gua kan sambil kerja ya. Jadi kayaknya sebulan bisa deh.

Baca Juga: Saosin Indonesia Tour 2025: Rayakan 10 Tahun Hammersonic Festival dengan Penampilan Spesial di 5 Kota

A: Bukannya kerjaan lu di musik ya?

Gilang: Itu side hustle aja. Haha. Aslinya budak corporate.

A: Gua penasaran, dari 12 kolaborator itu siapa yang paling unik. Atau ada nggak sih cerita unik kayak misal saat lu terlibat di balik proses rekamannya, atau lu cuma terima hasilnya aja, tapi lu tahu ada keunikan sendiri tuh di lagunya?

Gilang: Kalau terlibat di proses rekamannya, gua nggak sama sekali. Jadi gua cuma terima raw file audio dari mereka. Tapi uniknya, ada satu file yang judulnya “Wish I Was The One Who Driving You Home” yang nggak ditulis penyanyinya siapa. Tapi gua tau itu suara Pamungkas. It’s like a big deal buat gua karena gua bisa bragging ke temen kantor gua yang ngefans banget sama Pamungkas. Hahaha..

A: Proses keunikannya cuma itu doang?

Gilang: Iya. Gua bener-bener terima file raw aja dari mereka gitu. Terus ada misalnya kayak, “File yang ini masih kosong deh belum ada”. “Oh yaudah ditunggu ya.” Nah yaudah dicicil-cicil aja gitu. ‘In a punk way’ aja sih. Haha.

A: Sejauh ini, ada nggak efeknya buat lu pribadi atau Dirty Ass, setelah album Thunder Boarding School ini keluar?

Gilang: Kalau impact buat Dirty Ass atau gua sendiri, mungkin ada. Mungkin secara gak sadar itu ada. Tapi nggak se-signifikan impact buat TDS-nya sendiri. Karena itu adalah sesuatu yang fresh dari sudut pandang gua dan semua kolaboratornya juga diluar nalar gitu. Kayak ngajaknya misal, sebut aja ‘Batman’ atau ‘Henry Foundation’. Atau ngajak rapper kayak ‘Nartok’ gitu.

Itu mind blowing aja. Tapi kalau secara pribadi ke gua sebagai si tukang ngaduk-nya ini, mungkin ada. Tapi karena gua underground dan nggak go public, bahkan gua nggak punya akun medsos (official portofolio kerjaan mixing). Jadi kalau orang pengen menggunakan jasa gua, biasanya orang langsung DM ke medsos pribadi gua. Jadi gua nggak bisa nge-screening mereka datangnya dari mana. Tapi sejauh ini sih masih jalan terus aja sih si side hustle ini.

A: Berarti itu jadi side hustle utama sebagai si tukang ngaduk musik? Atau lu juga punya studio recording?

Gilang: Kalau recording sih gua kayaknya nggak sanggup ya. Karen mungkin gua ngerjainnya sambil kerja formal juga, jadi kayaknya gua butuh waktu banyak untuk ber-involved sama proses kreatif yang kayak gitu. Karena gua ngerjainnya di waktu-waktu colongan.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif, Odongpejj: Tabraklari, Eksplorasi Kematangan dan Filosofi Album “Keluar Tumbuh Liar” di Tengah Perayaan 25 Tahun Demajors

A: Buat lu pribadi dan scene musik yang serupa, album Thunder Boarding School itu gimana?

Gilang: Balik lagi sih itu sebuah proyek yang fresh ya. Sepengetahuan gua belum ada yang melakukan itu. Kayak satu album, lagunya sama semua, tapi dengan aransemen vokal yang beda. Dan menurut gua itu sebuah langkah baru untuk Teenage Death Star untuk memulai karier yang lebih bagus lagi gitu. Mungkin nanti ada album lagi.

A: Nggak cuma rilis merch doang?

Gilang: Nah iya bener!

A: Bocoran dong, proyek apalagi yang sedang lu garap tahun ini?

Gilang: Ehmm, kayaknya yang sebentar lagi rilis aja kali ya. Ehmm gua, kemarin ada mixing single dari band namanya Budi. Iya, Budi (band) isinya Rizkan, Toro, Eca, dan Ryan. Itu kayaknya tanggal 14 deh. Pokoknya hari Jumat (14/03/25) ini, itu akan rilis double single. Kalau misalnya yang masih gua kerjain belum bisa gua spill dulu deh. Hehe.

A: Kalau album dari band lain ada?

Gilang: Band lain, ada. Ada band punk dari Jawa Timur, punk-punk-an aja. Kita selalu di radar itu sih sejauh ini. Makanya agak belang juga nih portofolio gua. Hahaha. Kalau yang ke belakang sih ada beberapa rilisan yang udah rilis. Feral Wound – Desolate Dominion (EP), Hektär – Fractured (EP), Tabraklari – Keluar Tumbuh Liar (Album), Dirty Ass – Manifes (EP), Rekklus – Chaos Draws Near (EP). Mostly dari scene HC Punk sih mas. Selain itu ada, Budi – Could Be Anyone (EP), dan Budi – TAUFIQ/HIDAYAT (Single). Thank you.

Jikalau teman-teman tertarik untuk kerjasama dengan Gilang Fresandy, bisa kontak ke email: rumahmusimdingin@gmail.com (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *